Sekilas Sejarah Gerabah Sitiwinangun

Sekilas Sejarah Gerabah Sitiwinangun


Gerabah Sitiwinangun Cirebon adalah salah satu desa yang sudah terkenal dengan kerajinan gerabah. Kerajinannya sudah mendunia sejak lama. SITIWINANGUN Terletak di kecamatan jamblang, kabupaten cirebon, jawa barat Indonesia, atau kurang lebih 15 kilo meter sebelah barat kota cirebon.
Gerabah sitiwinangun

Lihatlah hasil gerabah diatas, begitu unik dan kuatnya gerabah sitiwinangun meskipun terkena terik matahari langsung dan juga hujan, sampai bertahun-tahun, gerabah masih sangatlah kokoh. SITIWINANGUN berasal dari bahasa jawa. Siti artinya tanah, sedangkan wangun adalah bentuk. Sitiwinangun berarti "tanah yang dibentuk".

Tradisi membuat kerajinan gerabah sudah dilakukan oleh nenek moyang penduduk Sitiwinangun yang berbudaya agraris sejak zaman dahulu kala. Menurut sejarah, asal mula kerajinan tanah ini adalah dari Pangeran Panjunan yang memiliki keahlian dalam membuat karya seni berupa gerabah.

Karya-karyanya banyak disukai banyak orang, hasil karyanya terlihat sangat halus, kuat dan indah, seakan dapat membius orang yang melihatnya. Bahan dasar gerabah tanah liatnya berasal dari desa Sitiwinangun yang memiliki nilai tinggi. Dan hasil karyanya tidak mudah pecah.

Kemudian keahlian diturunkan kepada Pangeran Jagabaya. Pangeran Jagabaya juga mendapat warisan keahlian yang sama dengan Pangeran Panjunan, ia juga ahli membuat gerabah. Hasil karyanya apik dan halus. Sehingga membuat mata setiap orang tidak berkedip. Dari Pangeran Jagabaya, keahlian itu ditularkan secara turun-temurun kepada anak cucunya, hingga saat ini. Orang-orang tua di disini desa kami mengatakan, untuk bisa menghasilkan karya gerabah yang baik, ada syarat yang harus dilakoni.

Sebelum bekerja membuat Gerabah, harus dilakukan ritual berupa mengelilingi makam/kuburan Pangeran Jagabaya. Memang ada kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat Sitiwinangun, jika seseorang akan memutar alat pembuat gerabah (perbot), orang itu harus mengangkat batu sambil mengelilingi makam Pangeran Jagabaya. Saat ini, keyakinan atau ritual itu sudah mulai berkurang. Artinya masih ada warga yang benar-benar kuat memegang tradisi karuhun. Cuma, mereka melakukan itu secara diam-diam. Dalam keyakinan mereka, bila ingin hasil yang baik, tradisi leluhur harus dilestarikan.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didasari oleh keinginan bersama untuk saling menunjang dalam melaksanakan tugas-tugas menggerakan ekonomi masyarakat, pembangunan daerah, kegiatan sosial dan budaya, kuwu/kepala desa Sitiwinangun dan ketua "Forum Bisnis Cirebon" sepakat mengadakan kerjasama dalam bidang mengembangkan desa sitiwinangun menjadi desa wisata berbasis kerajinan gerabah.
Sejarah gerabah

Sekilas Gerabah Sitiwinangun



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Video Murottal Surah Al-Baqarah Idris Al-Hasyimi

Video Murottal Merdu Surah An-Naba' Syaikh Hani Ar-Rifa'i

Video Murotal Suara Merdu Qari Idris Al-Hasyimi/Idres Al-Hashemi